Tokyo - Jika dibandingkan dengan kondisi sekarang, Jepang akan jatuh miskin pada 2050. Demikian prediksi dari lembaga think tank terkemuka, Century Public Policy Institute. Pada saat itu, kekayaan Jepang hanya seperenam dari Cina dan Amerika Serikat, serta sepertiga dari India.
Penurunan kemampuan ekonomi Jepang, kata lembaga itu, sudah terlihat sejak saat ini. Tenaga kerja berkurang akibat tingkat kelahiran yang sangat rendah. Hal ini lalu akan "bersinergi" dengan cadangan devisa yang makin menyusut dan investasi yang makin mengerut.
Lembaga ini menyatakan, ekonomi akan mulai melemah di beberapa titik pada tahun 2030, meskipun produktivitas pulih ke tingkat rata-rata ekonomi top dunia. PDB Jepang akan jatuh ke bawah India pada 2014 dan tahun 2050 ia akan kehilangan kemampuan ekonominya secara signifikan.
Sebelum disusul oleh Cina tahun lalu, ekonomi Jepang adalah yang kedua terbesar di dunia. Dalam skenario yang paling pesimis, perekonomian akan terus menurun karena kondisi fiskal yang memburuk dengan PDB menyusut ke titik yang tidak sepadan lagi dengan negara-negara dengan ekonomi terkemuka di dunia.
Lembaga ini menyatakan, kondisi akan sedikit tertolong jika pembuat kebijakan bisa meningkatkan partisipasi tenaga kerja perempuan ke tingkat yang sama seperti Swedia. Bila sukses melakukan ini, Jepang masih bisa menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada pertengahan abad ini.
Jepang berlari menaiki lima tangga tertinggi ekonomi dunia pada dua dekade 1970-an dan 1980-an. Namun, hancurnya saham dan properti dua dekade lalu mulai menghalangi laju pertumbuhannya.
Perdana Menteri Yoshihiko Noda telah bekerja keras untuk mendorong perekonomian dengan menaikkan pajak penjualan dari lima persen kini menjadi 10 persen pada tahun 2015. Namun di sisi lain, utang publik bangsa ini bisa membengkak menjadi hampir 600 persen dari PDB pada tahun 2050 tanpa tindakan kuratif lebih lanjut.
Populasi Jepang terus menurun akibat kelahiran rendah dan hampir tidak ada tingkat imigrasi. Sebuah laporan pemerintah yang dirilis awal tahun ini memprediksi jumlah penduduk bisa menyusut menjadi sepertiga dari ukuran saat ini pada abad berikutnya.
Penurunan kemampuan ekonomi Jepang, kata lembaga itu, sudah terlihat sejak saat ini. Tenaga kerja berkurang akibat tingkat kelahiran yang sangat rendah. Hal ini lalu akan "bersinergi" dengan cadangan devisa yang makin menyusut dan investasi yang makin mengerut.
Lembaga ini menyatakan, ekonomi akan mulai melemah di beberapa titik pada tahun 2030, meskipun produktivitas pulih ke tingkat rata-rata ekonomi top dunia. PDB Jepang akan jatuh ke bawah India pada 2014 dan tahun 2050 ia akan kehilangan kemampuan ekonominya secara signifikan.
Sebelum disusul oleh Cina tahun lalu, ekonomi Jepang adalah yang kedua terbesar di dunia. Dalam skenario yang paling pesimis, perekonomian akan terus menurun karena kondisi fiskal yang memburuk dengan PDB menyusut ke titik yang tidak sepadan lagi dengan negara-negara dengan ekonomi terkemuka di dunia.
Lembaga ini menyatakan, kondisi akan sedikit tertolong jika pembuat kebijakan bisa meningkatkan partisipasi tenaga kerja perempuan ke tingkat yang sama seperti Swedia. Bila sukses melakukan ini, Jepang masih bisa menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia pada pertengahan abad ini.
Jepang berlari menaiki lima tangga tertinggi ekonomi dunia pada dua dekade 1970-an dan 1980-an. Namun, hancurnya saham dan properti dua dekade lalu mulai menghalangi laju pertumbuhannya.
Perdana Menteri Yoshihiko Noda telah bekerja keras untuk mendorong perekonomian dengan menaikkan pajak penjualan dari lima persen kini menjadi 10 persen pada tahun 2015. Namun di sisi lain, utang publik bangsa ini bisa membengkak menjadi hampir 600 persen dari PDB pada tahun 2050 tanpa tindakan kuratif lebih lanjut.
Populasi Jepang terus menurun akibat kelahiran rendah dan hampir tidak ada tingkat imigrasi. Sebuah laporan pemerintah yang dirilis awal tahun ini memprediksi jumlah penduduk bisa menyusut menjadi sepertiga dari ukuran saat ini pada abad berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar