Perempuan Mosupo yang sedang menyanyi dengan latar belakang Danau Lugu
Indahnya Danau Lugu (Sumber: indonesia.cri.cn)
Ini dia pemandangan desa Suku Mosuo, China (Sumber: kolomkita.detik.com)
para pria Suku Mouso yang sedang memperhatikan wanita Mouso (Sumber: english1.cari.com.my)
Wanita-wanita perkasa dari Suku Mosuo yang sedang menunggangi kuda (Sumber: kolokita.detik.com)
Suku
ini memang tidak mengenal R.A. Kartini, tapi dalam kesehariannya wanita
sangat dihormati bahkan memiliki kekuasaan lebih ketimbang kaum pria.
Inilah Suku Mosuo, negeri wanita di China dengan ragam kehidupan dan
budayanya yang unik.
Negara
Republik China memang memiliki banyak suku. Salah satu yang paling unik
adalah Suku Mosuo. Suku ini dikatakan unik bukan hanya karena mereka
masih tinggal di pedalamanan atau memiliki bahasa selain bahasa
mandarin. Akan tetapi, budaya matriarchal yang mereka anut serta tidak
mengenalnya ikatan suami istri membuat suku ini punya ciri tersendiri.
Suku
Mosuo sendiri berdiam di sekitar Danau Lugu. Danau Lugu yang memiliki
keindahan alami menjadi latar belakang kehidupannya yang romantis dan
terbelakang di antara hingar bingar negara tirai bambu ini.
Saat
detikTravel mengunjungi situs Indonesian Cri, Jumat (20/04/2012),
tertulis keuinikan suku ini adalah mereka menjalin hubungan tanpa nikah
bahkan sampai memiliki anak. Oleh sebab itulah, Danau Laugu juga dikenal
sebagai Negeri Wanita.
Dulu,
ketika negara China seakan menyianyiakan perempuan, dalam kehidupan
Suku Mosuo justru perempuanlah yang memiliki peran tertinggi daripada
kaum pria. Asas kehidupan ini masih dianut sampai sekarang.
Sampai-sampai ketua adat dalam kaum ini adalah wanita. Meskipun begitu,
kaum wanita tidak semerta-merta merendahkan pria Suku Mosuo.
Nah,
kalau di Jakarta atau daerah lainnya pria yang mengatur keuangan dan
kebutuhan sehari-harinya, di dalam suku ini wanita lah yang memegang
kendali. Jadi sang suami hanya bertugas mencari ikan di danau. Wow, ini
bukan kberarti pria dijajah wanita kan?
Tradisi
kuno matriakhal yang dianut oleh Suku Mosuo ini ternyata banyak sekali
menarik perhatian wisatawan asing. Terlebih, saat berkaitan dengan
hubungan seks mereka. Ya, sangat menarik karena kaum wanita yang sudak
akhil balik akan memiliki hak bebas memilih pasangan bahkan
berganti-ganti pasangan seksual. Namun, sayang tradisi unik ini sering
kali ternoda dengan perilaku wisatawan yang terkadang ingin mengambil
kesempatan.
Jangan
salah, di Mosuo memang tidak mengenal kata zinah, anak haram, dan seks
bebas. Mereka hanya mengenal "Walking Marriage". Sang wanita yang sudah
mempunyai kebesan memilih tinggal menunggu pria yang diinginkannya di
kamar, kalau tidak cocok sang "ratu" bisa menolak. Anehnya, semua
laki-laki yang mengalami penolakan tidak pernah merasa sakit hati.
Keunikan
Suku Mosuo yang sangat kuno ini cukup memiliki nama di tengah-tengah
kehidupan modern. Mereka hanya ingin menghormati adat-istiadat yang
sudah ada sejak dulu. Berkat perbedaan gaya hidupnya, pemerintah lokal berusaha menjaga dan mendukung semua kegiatan Mosuo.
Kini,
keunikan budaya Mosuo banyak menarik wisatawan untuk berkunjung ke
daerahnya yang berada di perbatasan China dan Tibet. Selain budayanya
yang unik, keindahan Danau Lugu juga menjadi alasan utama. Yah, semoga
saja kedatangan para turis ke desa Suku Mosuo bukan untuk mencari
"kesenangan" pribadi.
http://situsaja.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar